Kamis, 17 Desember 2015

PENUTUP

Pengertian yang sebenarnya dari Autisme adalah suatu keterlambatan perkembangan psikis yang terjadi pada seorang anak. Akan tetapi, tidak sedikit yang gagal memahami hal ini. Banyak di antara mereka yang bahkan berpendapat bahwa autis adalah gangguan jiwa, dan lebih parahnya lagi mengecap autisme sebagai penyakit menular. Yang menjadi masalah  sekarang adalah, dikarenakan banyaknya kesalahpahaman akan definisi dari autism itu sendiri, maka terjadilah beragam candaan yang menyinggung autisme itu sendiri. Dalam beberapa kasus, hal ini bahkan bisa dikategorikan sebagai kegiatan bullying. Padahal nyatanya jumlah anak autis di seluruh dunia tak bisa dibilang sedikit. Sebanyak itu pula masyarakat menyakiti hati mereka yang seharusnya membutuhkan cinta lebih. Bukan celaan.
            Oleh karena itu, kami sebagai salah satu bagian dari generasi mudah bertekad untuk perlahan-lahan mengubah pola mind-set tersebut. Perubahan ini tentu selalu berawal dari akar. Akar tersebut dimaksudkan sebagai anak-anak dari SD-SMA di Jakarta. Jakarta merupakan Ibu kota dari Negara Republik Indonesia, maka patutlah memberikan contoh baik yang sepadan dengan gelar yang dimiliki.
            Kegiatan sosialisasi yang kami lakukan selama 2 hari dalam SMP Al-Hasanah, dan 1 hari namun 2 sesi di SMP Al-Inayah, ternyata menghasilkan hasil yang cukup baik. Kegiatan sosialisasi berjalan dengan sangat baik. Tanggapan dari siswa-siswi setelah kami tepat selesai menyampaikan materi langsung berubah 180 derajat. Awalnya, anak-anak ini masih senang menggunakan candaan autis terhadap sesama dan mengganggap remeh hal ini. Namun, akibat akan adanya sosialisasi, merek jadi lebih mengerti dan menghargai perasaan orang lain, terutama mereka yang mempunyai kerabat autis ataupun bahkan sang pengidap autis itu sendiri.

            Padahal sosialisasi yang dikerjakan baru di laksanakan pada 2 sekolah saja, namun dampaknya sudah bisa dirasakan. Apalagi ketika mahasiswa-mahasiswi BINUS tersebar dan bersama melakukan kampanye untuk “say no to autism jokes”.  Ketika suatu mind-set suatu daerah bisa diubah, maka hal ini akan bekerja seperti pandemic. Pengaruh ini akan merambat ke daerah-daerah lainnya. Perlahan-lahan tapi pasti, segala bentuk candaan ataupun aktifitas bullying terhadap anak autis akan berkurang secara drastis. Yang perlu dilakukan oleh kita sebagai salah satu unsur masyarakat adalah berpegang tangan dan bekerja sama untuk mewujudkan dunia yang bebas dari saling menyakiti dan malah penuh dengan cinta serta kasih sayang.
                    Akhir kata kami mengucapkan rasa terima kasih yang sebesarnya kepada pihak kedua sekolah, SMP Al-Hasanah dan Al-Inayah untuk kerja sama nya serta fasilitas yang diberikan. Pengalamn ini merupakan suatu hal yang akan kami jadikan pembelajaran dan hal yang berguna untuk kedepannya.

Hasil Survei Internal dan Eksternal

Nama ketua : Assay Lovelianty Farmin
NIM : 1801441114

Survey Internal:
Kami semua sepakat bahwa semua anggota kelompok kami telah bekerja dengan baik. Sebagai ketua kelompok, juga telah membagi-bagikan tugas secara merata sehingga semua anggota mendapatkan bagian atau porsi yang sama dalam bekerja. Baik dalam aspek persiapan sebelum sosialisasi, saat sosialisasinya dijalankan, maupun ketika setelah kegiatan ini. Hal-hal yang harus dipersiapkan sebelum memulai kegiatan seperti penyiapkan surat izin, proposal, dan survey ke sekolah-sekolah dilakukan secara bersama-sama. Kemudian untuk hari H sosialisasi juga menggunakan metode diskusi dan saling bergantian. Jadi, semua orang mendapat hak untuk berbicara. Setelah itu, pembuatan pelaporan, permintaan untuk mengisi form evaluasi dan pemostingan dalam blog juga telah dilaksanakan secara adil. Semua anggota kelompok melakukannya dengan semangat dan merasa senang ketika anak-anak yang diajarkan bersemangat dalam menerima materi kami.
Survey Eksternal:
Berdasarkan pendapat dari guru- guru serta murid-murid yang kami datangi dan ajarkan. Mereka berpendapat bahwa kampanye ini sangat bermanfaat dan berguna untuk perkembangan anak – anak lebih lanjut. Anak – anak disana pun juga merasa senang dengan pengajaran kami  karena kami tidak berfokus pada kata – kata saja. Kami memberikan banyak tampilan video yang dikemas secara menarik dari berbagai sumber untuk mendukung presentasi kami sehingga pesan dapat tersampaikan dengan baik. Kami pun tak lupa mencari bentuk data video berupa kartun yang tentunya menarik minat para siswa sehingga semakin antusias menonton video tersebut bahkan mereka menanyakan kapan kami kembali kesana. Tak lupa juga kami memberikan stiker kampanye tersebut kepada guru – guru sekolah tersebut sebagai bentuk kenang – kenangan tentang kami.  

            Dari hasil penilaian oleh para guru, anggota kami selalu datang tepat waktu, dan berpakaian rapih. Tak lupa dengan almamater dan flazz card yang senantiasa di pakai. Kordinasi dari tim dalam hal penyampaian materi dan mengkotrol kelas juga sangat baik, dikarenakan tak terjadinya keributan dalam kelas yang harus ditangani langsung oleh para gurunya. Bahkan kedua sekolah, SMP Al-Hasanah dan SMP Al-Inayah setuju bahwa sosialisasi ini harus lebih ditingkatkan kuantitasnya agar lebih tersebar dengan baik pengetahuannya. Mereka juga menantikan kedatangan kami kembali untuk memberikan pengalaman dan ilmu-ilmu yang hampir jarang didapat dalam kegiatan ajar-mengajar yang biasa.

Berikut ini adalah hasil scan lembar survei Al-Inayah

Sedangkan yang ini adalah lembaran survei untuk sekolah Al-Hasanah


Setiap lembaran survei kami juga meminta cap untuk setiap sekolah agar lebih resmi